Hidup itu penuh kejutan
lahir, jodoh, mati semuanya masih rahasia, rahasia yang tidak akan pernah terbuka sebelum saatnya tiba
saya tadi melihat berita sore a.k.a Insert investigasi hehe... favorit saya tuh
beritanya sungguh mengagetkan, seorang artis yaitu "Big Dicky" yang sering saya tonton di acara yang termasuk favorit saya, "Ngelenong Nyok" meninggal dunia... Inalilahi wa inalilahi rajiun... saya gak nyangka banget, ternyata memang kalau Allah sudah berkehendak yang harus terjadi maka terjadilah, tak peduli siapapun dia.
sejenak saya merenung, bagaimana jika orang-orang yang selama ini dekat dengan saya dan saya cintai tiba-tiba tanpa ada angin ujan ataupun tsunami "terpaksa" meninggalkan saya karena Allah telah berkehendak... air mata saya nyaris menetes, saya tidak bisa membayangkan hidup saya tanpa mereka, saya selalu bergantung pada mereka, mengharap mereka menyelesaikan masalah yang saya hadapi selama hidup di dunia, meminta pertolongan apapun dalam bentuk apapun, semua semua selalu saya meminta kepada mereka, saya bahkan belum bisa memberi apapun pada mereka dalam bentuk nyata, saya hanya bisa memberi doa yang entah oleh Allah diterima atau tidak (Allah maha mendengar hanya saja hak Allah untuk menentukan mana doa yang akan dia terima dan tidak...)
Karena saya tidak bisa menerima kejadian itu walaupun dalam lamunan sekali pun, saya mencoba merenungkan sesuatu yang lain... bagaimana kalau saya yang "terpaksa" meninggalkan mereka, mereka semua, dunia ini dan segala isinya... tentu ini options yang menyenangkan jika amal perbuatan saya sudah cukup untuk "membeli" tiket menuju surga, tetapi tentu saja dana amal yang saya punya baru cukup untuk melunasi seperberapa ribu utang kepada pemilik tiket neraka yang sudah saya beli semenjak lahir yang sudah menjadi sinking cost bagi diri saya.... selain itu saya berpikir, apa mungkin orang-orang yang saya cintai akan merasa kehilangan saya, atau tidak.. hmmm saya tidak tahu pasti tentang hati seseorang, yang saya tahu saya lebih memilih options kedua ini dibanding yang pertama.... kalau boleh menjiplak kata-kata dari drama korea favorit saya, Endless Love, "biarkan saya mati terlebih dahulu, kamu tidak boleh mati terlebih dahulu" ... kata-kata ini cenderung diucapkan oleh seseorang yang pesimis dalam menghadapi kehidupan di dunia ini, but that's Iam, saya gak mau munafik mengatakan kalau saya tidak pesimis, selalu berusaha dan bla bla bla yang lain-lain yang selalu saya jawab dalam setiap wawancara kepanitiaan di kampus (tapi toh jawaban itu mujarab sebab saya selalu mendapat posisi, walaupun tidak selalu saya ambil, hal ini membuktikan manusia perlu optimis dalam menghadapi hidupnya), tetapi apa boleh buat saya tidak meminta dan saya tidak berusaha menghindar dari gen-gen yang saya punya yang ternyata lebih dominan ke arah pesimis... saya sudah menemukan sifat ini semenjak dulu, hanya saja tidak mau mengakuinya, tidak saya tidak akan mengakuinya dalam kehidupan nyata riil dan penuh persaingan di masyarakat yang penuh kebohongan (toh ada kata bijak yang mengaatakan jadilah air yang selalu menyesuaikan kondisi dengan tempatnya berada, dingin jadi es, panas jadi uap... jangan melawan kondisi, ya iyalah kalo dingin jadi uap panas jadi es ntar bisa masuk muri dong ;p), ya gitu deh tetapi dalam hati saya selalu mengakuinya, setidaknya saya pantang berbohong kepada diri sendiri... jadi kesimpulannya andaikan saya bisa memilih, saya lebih memilih options kedua hal ini karena saya toh tidak pintar dalam menghadapi hidup ini kalau memilih options pertama... tapi hak ini tidak ada di tangan saya, terserah Allah lah, saya hanya bisa memilih dan berharap semoga pilihan saya sesuai dengan pilihan Allah (ya semacam cara tembak dalam menjawab soal SPMB...)
kita mundur ke stage sebelumnya yaitu jodoh... hmmm oke kata-kata yang saya contek dari film get married yang kemarin saya tonton bersama Wini, "manusia itu perlu kawin, perlu berkembang biak...".
so, apakah itu tujuan manusia menikah, melanjutkan keturunan... kalau just that thing, kenapa para pujangga sibuk menulis dan membukukan sejuta judul buku yang bertemakan cinta, kenapa para ahli kimia masa kini sibuk membuktikan adanya hormon yang bekerja ketika cinta mulai menyerang, kenapa umat muslim (khususnya di Indonesia, buka mata ini nyata hanya di Indonesia) sibuk membahas habis-habisan tentang boleh-tidaknya pacaran atao pacaran itu ndeketin zina ato mending taaruf aja dan lain lain yang gak penting banget untuk dibahas dan gak ada ujung pangkalnya... semua itu bermuara pada satu unsur yaitu cinta...
jadi kalo udah ada cinta maka pasti jodoh... benarkah? saya tidak tahu, karena selama ini saya tidak pernah mengenal unsur cinta secara personal, hormon dalam tubuh saya juga belum memberikan indikasi adanya serangan cinta atau apalah... jadi saya juga tidak tahu apakah saya ini tulang rusuknya mas A ato bang B ato malah Aa C... weks masa saya hanya dianggap tulang sih, hiks...
soal jodoh ini saya percaya pastilah udah diatur ma Allah, gak usah ngebet deh mo nikah kalo belum ada tanda-tanda dari Allah...
tapi saya berpikir, gimana bisa tau mana tanda-tanda Allah, gimana kalo saya "bruk!" tiba-tiba bertabrakan ma seorang laki-laki terus dia ngajak nikah, terus entah angin apa yang membuat saya menganggukan kepala eh tau-tau udah jadi suami saya... tandakah ini?
ato gimana kalau saya ketemu lagi nih misalnya ma temen SD saya, wah dia jadi ganteng tajir n kuliah di amrik lagi! wah saya jadi seneng terus saya niat deh ngelanjutin S2 di amrik, eh ternyata dia juga seneng... trus tau-tau udah jadi suami saya... jodohkah ini?
saya tidak tau pasti, apa cinta itu adalah unsur kesengajaan ato malah kebetulan... hmmm... gak bisa jawab, habis saya bingung ma orang-orang di sekitar saya yang lebih mengagungkan cinta dibanding tugas makhluk hidup yang sebenarnya yaitu "berkembang biak" weks... kalo menurut saya, menurut saya nih kalo jodoh itu dimana pria dan wanita itu klop dan "menghasilkan" anak-anak yang unggul di bidangnya, sehingga umat manusia ini tidak akan punah begitu saja baik akibat serangan alien atau global warming, sebab gen-gen mereka adalah gen-gen pilihan dari hasil perjodohan Tuhan yang luar biasa.. bukan gen-gen hasil cinta yang menghasilkan cecunguk-cecunguk bego layaknya orang-orang saat ini (tau kan siapa yang saya maksud...)
beralih ke stage sebelumnya lagi (anggap aja alurnya flash back gitu..)
lahir... ini stage yang paling saya sukai karena gak ada options nya, jadi gak usah milih haha... lahir itu pasti terjadi dan pasti begitu adanya, gak bisa milih dan gak bisa ditentuin, karena semua serba fix gak ada variabel bebasnya layaknya stage-stage selanjutnya..
saya percaya kalo semua yang lahir itu suci, baik lahir karena cinta ataupun tidak, baik yang lahir di kolong jembatan ataupun rumah sakit harvard, baik yang lahir cacat maupun normal... semua suci bersih dan ditakdirkan untuk lahir dan berperan dalam dunia ini, hanya saya mereka baru dikasih script dan baru selesai belajar script nih terus sekarang waktunya unjuk gigi di depan sejuta pasang kamera yaitu mata manusia yang lihai dalam mengoreksi kalau kalau scriptnya sedikit berbeda dengan script yang dia punya...
pokoknya kelahiran itu indah, saya tidak bisa membantahnya...
saya pun senang dilahirkan ke dunia ini, apapun script yang diberikan, mau jadi figuran kek, numpang lewat kek, antagonis, protogonis atau apalah pasti saya terima...
lahir itu indah, sebab setidaknya saya bisa merasakan bagaimana hidup dan mati...
oke, jadi lahir-jodoh-mati itu semuanya takdir, takdir yang selalu dan selamanya akan menjadi rahasia orang yang bersangkutan sampai tiba saatnya rahasia itu terbuka dengan sendirinya, dan saat itu akan ada kelegaan dan kesenangan tersendiri, semuanya itu indah beautiffull... semuanya, karena yang datang dari Allah itu pasti baik, mungkin bukan bagi diri kita tetapi bagi orang lain, siapa tau?
Labels: public